Kamis, 14 Oktober 2010

5 Film Telaris Di Hollywood Saat Ini......... Facebook Termasuk Gan....

1.The Social Network





(Dari kiri ke kanan) Jesse Eisenberg, Brenda Song, dan Andrew Garfield dalam film produksi Columbia Pictures ‘The Social Network.’  (MERRICK MORTON / COLUMBIA PICTURES)



(Dari kiri ke kanan) Jesse Eisenberg, Brenda Song, dan Andrew Garfield dalam film produksi Columbia Pictures ‘The Social Network.’ (MERRICK MORTON / COLUMBIA PICTURES)
(Epochtimes.co.id)
Anda mungkin pergi menonton The Social Network  dengan gagasan bahwa Anda akan mendapatkan pandangan mengenai kisah sukses CEO Facebook Mark Zuckerberg. Namun Anda mungkin akan meninggalkan rasa kasihan padanya setelah melihat kisah seorang anak muda yang brilian dan kaya, tetapi secara moral dan sosial bangkrut.
Bahkan, begitu sedikit sesuatu di film yang mungkin berhubungan dengan Zuckerberg yang mana pada pertengahan film Anda mulai merasa seperti Anda sedang menonton The Elephant Man. Film ini menyakitkan sekaligus menarik — seperti menonton kecelakaan kereta api, kecuali bahwa hampir semua orang di cerita ini berakhir menjadi kaya.
Naskah film oleh Aaron Sorkin, ditulis pada saat bersamaan dengan bukunya oleh Ben Mezrich dan penuh dengan dialog yang sangat padat dan bergerak cepat. Pada saat-saat tertentu, penulisan maupun penyampaian dialog bisa menampilkan gurauan dan kelucuan.
Film (dengan rating PG-13) ini dimulai dengan adegan pembukaan dengan kecepatan sangat tinggi (secara verbal), dan keseluruhan dari film adalah pertempuran untuk mengikuti apa Zuckerberg lakukan. Setelah diputus oleh kekasihnya, ia menghabiskan malam sambil mabuk memosting foto-foto teman kampusnya di Harvard, yang mencuri perhatian si kembar Winklevoss, Kyle dan Cameron, (Armie Hammer) dan teman mereka Divya Narendra (Max Minghella).
Winklevoss bersaudara dan Narendra mengira Zuckerberg memiliki keahlian untuk memrogram konsep mereka bagi proyek Facebook. Mereka memunculkan gagasan, ia setuju untuk bekerja dengan mereka, dan kurang dari dua bulan kemudian lahirlah Facebook. Namun yang terjadi adalah Zuckerberg mengeluarkan si kembar dan teman mereka dalam proyek besar ini.
Daftar selanjutnya dalam film adalah sahabat terbaik Zuckerberg, Eduardo Saverin (diperankan Andrew Garfield). Di tengah hujaman komentar pedas yang sinis dan samar-samar, Zuckerberg meyakinkan temannya untuk menanam investasi ribuan dollar sebagai uang muka dan menjadikannya CFO perusahaan.
Saverin sudah ditakdirkan sejak awal — kemungkinan karena Zuckerberg yang pencemburu berat dan pendendam — dan pada keseluruhan film ia berusaha mengejar ketinggalan. Keseluruhan cerita sebagian besar berputar di beberapa karakter ini, yang ditulis dengan sempurna dan didukung pemain berpengalaman.
Sean Parker (Justin Timberlake) menunjukkan bakat aktingnya yang luar biasa, dengan tingkah lakunya yang menyeramkan dan entah bagaimana sangat mencurigakan serta masa lalu yang mengikutinya ke mana-mana. Anda tidak pernah yakin apa yang disembunyikan di balik lengan bajunya, apa yang berusaha ia gunakan, atau siapa yang akan ditusuknya dari belakang.
Disutradarai oleh David Fincher, The Social Network menangkap hampir setiap adegan dengan aksi, ketegangan, dan drama — terpisah dari beberapa adegan serampangan dengan implikasi seksual yang tak ada hubungannya dengan cerita.
Tapi naskah Sorkin, arahan Fincher, dan akting yang sangat memukau, membawa Anda sepenuhnya hanyut sehingga Anda mengalami keadaan realitas yang menggantung dalam film berdurasi dua jam ini. Namun apa yang membuat Anda terkejut adalah mengetahui bahwa naskah Sorkin ini didasarkan pada penelitian rinci (minus akses ke Zuckerberg) dan mencakup kesaksian dari dua tuntutan yang akhirnya diajukan terhadap sang miliarder muda oleh mantan teman terbaiknya dan si kembar Winklevoss. Adegan audiensi deposisi dari kedua tuntutan hukum yang dijalin sepanjang film, menambah suasana ketegangan, dan mendramatisir kebutuhan dan keinginan karakter utama.





Justin Timberlake, kiri, dan Jesse Eisenberg dalam film produksi Columbia Pictures ‘The Social Network.’  (MERRICK MORTON / COLUMBIA PICTURES)
Apa yang berhasil dicapai Sorkin dan Fincher dengan The Social Network  adalah bukan sekedar sebuah film yang dijamin sangat mengganggu Anda pada level tertentu — apakah Anda suka atau tidak. Kisah ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan yang sudah sejak dulu mencuat, yaitu mengenai keserakahan dan loyalitas.
Apa yang dirasa kurang adalah bahwa film ini terkesan mendramatisir kisah nyata menurut sudut pandang yang berbeda, namun bukan keseluruhan cerita. Ia menggambarkan Zuckerberg sebagai seorang pemuda yang tidak setia, seorang pendendam yang, seperti begitu banyak generasi muda seusia dia, tampaknya telah kehilangan moral. Terlepas apakah film ini akan menimbulkan kontroversi, namun kisah mengenai Zuckerberg dan taktiknya untuk menjadi miliarder termuda di dunia masih perlu disimak. (Genevieve Long Belmaker/The Epoch Times/val)





2.  Life As We Know It


Pengusaha catering Holly Berenson dan direktur sebuah saluran televisi sport bernama Eric Messer saling tidak menyukai setelah menjalani sebuah kencan yang buruk. Tapi keduanya dipaksa untuk
menyingkirkan perasaan itu saat mereka menjadi wali dari anak yatim piatu bernama Sophie. Kini Holly dan Eric harus belajar hidup bersama dan menyeimbangkan karir mereka yang begitu menjanjikan, sambil mengasuh gadis cilik dalam komedi romantis ini. 

3. Secretariat



Berdasarkan kisah nyata yang luar biasa, "Sekretariat" kronik perjalanan spektakuler dari pemenang 1973 Triple Crown. Ibu rumah tangga dan ibu Penny Chenery (Diane Lane) setuju untuk mengambil alih Stables Virginia berbasis ayah yang sakit-nya Meadow, meskipun kurangnya pengetahuan nya pacuan kuda. Melawan segala rintangan, Chenery-dengan bantuan dari pelatih veteran Lucien Laurin (John Malkovich)-berhasil menavigasi bisnis didominasi laki-laki, akhirnya mendorong pemenang Triple Crown pertama dalam 25 tahun dan apa yang mungkin menjadi kuda pacu terbesar sepanjang masa.




4. Legend of the Guardians


Produksi : Warner Bros. Pictures
pengisi suara : Jim Sturgess, Geoffrey Rush, Emily Barclay, Jay Laga’aia, David Wenham, Ryan Kwanten, Helen Mirren, Sam Neill, Hugo Weaving
sinopsis :
Berkisah tentang Soren, burung hantu muda yang terpesona oleh kisah-kisah epik ayahnya tentang Pengawal Ga’Hoole, sekelompok prajurit bersayap yang telah terlibat dalam pertempuran besar untuk menyelamatkan semua burung hantu dari Pure Ones yang jahat. Soren memang tak pernah tahu kalau apa yang ia harapkan ini bakal jadi kenyataan. Tapi tentu saja untuk bisa mewujudkan impian itu Soren harus berjuang sekuat tenaga.
Berbeda dengan Soren, Kludd (Ryan Kwanten), saudaranya sama sekali tak tertarik dengan kisah kepahlawanan ini. Buat Kludd kisah legenda ini hanyalah mimpi belaka. Suatu ketika, saat mereka saling dorong di atas sarang mereka di atas pohon, Soren dan Kludd ditangkap oleh pasukan Pure Ones yang dipimpin oleh Metalbeak (Joel Edgerton) dan Nyra (Helen Mirren).
Soren dan Kludd dibawa ke tempat pelatihan para burung hantu yang akan dijadikan tentara untuk melawan The Guardians. Dengan bantuan Gylfie (Emily Barclay), Soren berhasil meloloskan diri dan berangkat menuju Great Ga’Hoole Tree, tempat persembunyian The Guardians. Dalam perjalanan mereka bertemu Twilight (Anthony LaPaglia), Digger (David Wenham), dan Mrs. Plithiver (Miriam Margolyes) dan berangkat bersama menuju Great Ga’Hoole Tree. Di saat yang sama Kludd ternyata berhasil dibujuk untuk bergabung dengan prajurit Pure Ones dan melawan The Guardians.


5. My Soul to Take  


Kota Riverton memang terkenal tentram dan damai. Tak banyak yang terjadi di kota kecil ini. Namun di balik semua itu, Riverton ternyata menyimpan masa lalu yang kelam. Sebuah pembunuhan sempat terjadi belasan tahun yang lalu. Tak ada orang yang mau membicarakan soal kejadian malam itu. Jangankan membicarakan, mengingatnya pun tak ada yang mau. Semua itu berubah total ketika serangkaian kejadian aneh mulai meliputi kota kecil ini.
Enam belas tahun yang lalu, warga kota Riverton mengadili seorang pembunuh berantai dengan cara kejam. Mereka membiarkan sang pembunuh ini mati dengan cara mengenaskan. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, sang pembunuh bersumpah akan kembali untuk membunuh tujuh orang bayi yang terlahir malam itu. Tak ada yang percaya kalau itu bakal terjadi, setidaknya sampai ketujuh anak yang terlahir malam itu mulai beranjak remaja.
Beberapa warga kota mulai menghilang. Awalnya tak ada yang curiga kalau peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan peristiwa seram enam belas tahun yang lalu itu namun ketujuh anak yang kini telah remaja itu mulai mencium gelagat tak baik. Mereka pun mulai melakukan penyelidikan dan bisa jadi sang pembunuh yang mati enam belas tahun yang lalu memang bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam. Atau arwah pembunuh itu telah menitis ke salah satu dari remaja itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INTRODUCTION :

Blog Serba Ada (BLOGSERBA) adalah Satu Blog yang Unik. Nikmati berbagai Artikel Unik, Aneh, Seram dan Lucu Update Setiap Harinya